Daun Stevia dapat menjadi bahan pemanis pengganti gula. Kandungan kalorinya boleh dibilang nol. Ini membuat daun Stevia banyak diburu industri jamu untuk pengganti gula. Budidaya tanaman dari Paraguay ini menjanjikan untung nan manis.
Bagi para penderita penyakit diabetes tentu menjadi momok yang menakutkan. Padahal, tanpa gula, makanan dan minuman terasa kurang mantap, bahkan hambar. Maka, pemanis rendah kalori kini semakin banyak diminati masyarakat.
Tapi tahukah Anda sehelai daun dapat menjadi pemanis alternatif untuk pengganti gula pasir? Adalah daun Stevia yang memiliki zat pemanis tersebut. Kini, mulai banyak petani membudidayakan tanaman asli Paraguay dan Brazil ini.
Menurut sumber pembudidaya tanaman Stevia di Karanganyar, Jawa Tengah daun Stevia adalah pemanis yang rendah kalori sehingga baik buat penderita diabetes.
Konon, rasa daun Stevia segar 10-15 kali lebih manis ketimbang gula. Adapun ekstrak kualitas bagus diklaim bisa 200-300 kali lebih manis daripada gula.
Rasa manis daun Stevia berasal dari kandungan di dalam daun yang disebut steviosida. Zat ini sendiri sebenarnya merupakan molekul glikosida yang disusun dari glukosa, sophorose dan steviol, Ini yang membuat rasa manis daun stevia berbeda dengan rasa manis gula biasa.
Membudidayakan Stevia di atas lahan seluas 2.000-3.000 meter persegi, tiap bulan bisa memproduksi stevia kering sekitar 2-3 ton.
Di atas lahan seluas 2.000-3.000 meter persegi, tiap bulannya bisa memproduksi stevia kering sekitar 2-3 ton.
Di luar negeri, Stevia biasa dipakai sebagai pemanis kue atau minuman. Bentuknya pun bervariasi, mulai dari bubuk hingga cairan berasa aneka buah.
Petani lokal biasanya memasok Stevia ke pabrik jamu dengan menjual campuran daun dan batang Stevia kering seharga Rp.10.000-15000/kg. Dari bisnis ini, omzet yang bisa dikantongi mencapai Rp 30-40 juta per bulan. Kalau pas harga bagus, keuntungannya dapat hampir 50%.
Cerita lain datang dari perusahaan pembudidaya Stevia di Solo, Sumber menyatakan jika permintaan daun Stevia untuk pasar dalam negeri memang tidak terlalu besar. Kebanyakan berasal dari pabrik jamu. Sementara konsumen lainnya belum cukup banyak yang melakukan permintaan produk ini.
Permintaan daun Stevia justru mengalir deras dari pasar luar negeri. Perusahaan asal Solo ini memasok daun Stevia ke pasaran Malaysia dan sejumlah negara di Eropa.
Jika pembudidaya dapat memproduksi 50-70 ton daun plus batang Stevia kering, Dari bisnis ini bisa meraup omzet Rp 1 miliar lebih per bulan. Tertarik menanamnya? lakukanlah karena Indonesia memiliki banyak kelebihan iklim untuk mendukung hasil panen berlipat ganda.