Keadaan ekonomi Indonesia semakin tak menentu dan tidak stabil, hal ini merupakan peluang bagi ikan nila untuk memberi kesempatan masyarakat yang lidahnya terlanjur akrab dengan ikan gurame untuk mencoba pilihan kedua setelah gurame dan penikmat gurame pun sudah dianggap berkurang disebabkan harganya yang semakin lama kian membumbung tinggi karena terkadang pasokannya susah didapat dengan jumlah yang diminta.
Sebetulnya ikan nila memiliki ukuran besar yang dapat menyamai ikan gurame, kemudian ikan tawar ini sebenarnya sudah berkompetisi sejak lama namun beberapa tahun lalu ikan guramelah yang dapat mencuri hati penikmat ikan.
Melihat potensi dan pertumbuhan ikan nila yang cukup proporsional dan dapat tersaji menarik di piring restoran, maka hal ini adalah kesempatan bagi petani untuk bersiap-siap menyambut nasib baik ikan nila.
Kerabat dekat ikan mujair ini sering diperbincangkan dan sudah mulai bermunculan restoran yang sudah menjajal daftar menu untuk ikan nila karena beberapa pendapat menyatakan, "bila ada ikan nila ukuran besar buat apa menanyakan gurame yang harganya lebih mahal dan bisa dibilang sulit didapat".
Peran ikan nila untuk menggeser dominasi ikan gurame butuh sentuhan kreatifitas para koki masak agar daging ikan nila dapat diterima penikmat ikan. Mengapa demikian? karena sebagian masyarakat memiliki mitos jika daging ikan nila masih kalah gurih jika dibandingkan dengan saudara tuanya yakni mujair yang masih dikonsumsi oleh masyarakat, namun sayangnya mujair masih belum banyak diminati oleh pendiri restoran lantaran ikan mujair tidak memiliki kemampuan tumbuh besar seperti ikan nila. Pilihan ada pada anda bagi pecinta kuliner ikan, pilih besarnya ataukah citarasa dilidah andaikata tersaji dalam piring santapan antara nila dan mujair?